Social Space: Strategi Baru Coffee Shop Modern

Social Space: Strategi Baru Coffee Shop Modern


Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak 2023 hingga 2025, coffee shop di Indonesia berkembang jauh melampaui fungsinya sebagai tempat minum kopi. Kini, banyak brand menampilkan diri bukan lagi sebagai "cafe" atau "coffee shop", tetapi sebagai “social space” — sebuah ruang sosial modern yang dirancang untuk bekerja, berkomunitas, berkegiatan, dan berkolaborasi.

Istilah ini bukan sekadar tren. Ia mencerminkan perubahan perilaku konsumen, kondisi sosial ekonomi, hingga lifestyle generasi muda yang semakin mobile, kreatif, dan digital-first.

Perubahan Perilaku Konsumen: Coffee Shop Jadi Tempat Kerja, Tempat Nongkrong, Tempat Event

Data internal platform pencarian venue (2024–2025) menunjukkan bahwa:

- 47% pengunjung coffee shop datang untuk mengerjakan sesuatu, bukan sekadar minum kopi
- 28% menggunakan coffee shop sebagai tempat meeting ringan dan pitching informal
- 31% merupakan kelompok komunitas kecil yang rutin mengadakan kegiatan di coffee shop
- Frekuensi event kecil (workshop, sharing session, kelas mini) naik 62% sejak 2022

Ini menunjukkan bahwa coffee shop kini lebih mirip “ruang produktivitas dan ruang sosial” daripada sekadar tempat makan dan minum.

Karena itulah istilah social space jauh lebih tepat menggambarkan fungsi modern sebuah café.

Lonjakan Pekerja Remote dan Freelancer di Indonesia

Menurut laporan Digital Economic Outlook Indonesia 2024:

- Jumlah pekerja remote meningkat 120% sejak pandemi.
- Sekitar 40% pekerja muda (usia 20–35) sekarang bekerja secara hybrid.
- Ada lebih dari 8,3 juta freelancer aktif di Indonesia (data 2024).

Apa artinya?
Mereka butuh ruang yang fleksibel, nyaman, low commitment, dan bisa diakses kapan saja — sesuatu yang tidak selalu bisa diberikan coworking space formal.

Coffee shop kemudian mengambil peran sebagai:

- Ruang kerja kasual
- Kantor sementara
- Tempat brainstorming
- "Third place” selain rumah dan kantor

Dengan karakter ini, menyebut diri sebagai “social space” menjadi positioning yang sangat kuat dan sesuai dengan tren.

Generasi Z dan Millennial Butuh Ruang Aman untuk Interaksi Sosial

Di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, and Makassar:

- Gen Z dan millennial mendominasi 70% pengunjung coffee shop.
- Mereka mencari tempat untuk belonging, bukan hanya minum.
- Mereka butuh ruang yang aman, estetis, dan punya identitas.

Dan secara psikologis, istilah social space memiliki daya tarik lebih tinggi karena:

- Memberi kesan ramah
- Bisa dipakai untuk berbagai aktivitas
- Cocok untuk komunitas
- Memberikan nuansa lifestyle dan kebebasan

Untuk generasi ini, privasi penting, tapi koneksi sosial jauh lebih penting.

Coffee Shop Sebagai Ruang Komunitas di Era Video Content & Creator Economy

Creator economy di Indonesia meledak:

- Tahun 2025 ada lebih dari 7 juta content creator aktif.
- Pertumbuhan komunitas niche (gaming, videografi, bisnis, startup, lifestyle) naik 75% dalam 3 tahun.

Banyak coffee shop kini memanfaatkan ini:

- Menyediakan ruangan event mini
- Menyediakan area backdrop untuk konten
- Menawarkan paket event-based
- Membuat kelas rutin atau kolaborasi dengan creator

Coffee shop akhirnya bukan hanya menjual kopi, tetapi menjual ruang yang memfasilitasi hubungan sosial.

Branding “Social Space” Lebih Premium & Instagramable

Di era ketika semua brand berlomba membangun aesthetic identity, istilah coffee shop terlalu umum. Sebaliknya, social space memberikan kesan:

- Eksklusif
- Lebih luas fungsinya
- Cocok untuk komunitas kreatif
- Memiliki nilai lifestyle
- Terasa modern dan urban

Banyak coffee shop ingin masuk ke kategori ini karena bisa menaikkan:

- Pricing
- Engagement
- Brand perception
- Kualitas crowd
- Potensi event

Strategi Monetisasi Lebih Luas dari Sekadar Jualan Kopi

Dengan identitas social space, café dapat membuka sumber pendapatan baru:

- Sewa ruang meeting
- Membership komunitas
- Penyewaan venue event
- Paket meeting + minuman
- Kolaborasi brand / sponsorship
- Merchandise & lifestyle product

Coffee shop yang dulu margin-nya kecil sekarang bisa memiliki diversifikasi pendapatan yang signifikan.

Tren Urban: Kota-kota Besar di Indonesia Mulai Membutuhkan Ruang Sosial Terbuka

Indonesia urbanizing sangat cepat. Kota-kota seperti:

- Jakarta
- Tangerang Selatan
- Bandung
- Medan
- Surabaya
- Makassar

Mengalami peningkatan mobilitas dan populasi muda yang tinggi. Muncul kebutuhan baru: ruang publik yang aman dan nyaman untuk bersosialisasi dan bekerja.

Karena ruang publik kita terbatas, coffee shop mengambil peran ini — dan mem-branding diri sebagai social space.

Lalu… Siapa Target Utama “Social Space”?

1. Pekerja Remote & Freelancer

Mereka mencari tempat kerja yang fleksibel, nyaman, dan tidak mengikat.

2. Komunitas Kreatif

Photographer, videographer, fashion, startup, digital marketing, teknologi, desain, investasi, dll.

3. Mahasiswa dan Fresh Graduate

Sebagai tempat nongkrong, belajar bareng, dan membangun koneksi.

4. Content Creator & Influencer

Butuh tempat dengan ambience bagus untuk produksi konten.

5. Entrepreneurs & UMKM Baru

Untuk meeting kasual, pitching, dan networking.

6. Corporate Millennial

Yang bekerja hybrid dan tidak selalu di kantor.

Jika coffee shop adalah social space fisik, maka virtual office adalah social space digital untuk bisnis.

- Sama-sama fleksibel
- Sama-sama mendukung mobilitas
- Sama-sama membantu orang berkembang
- Sama-sama menjadi ruang bagi kolaborasi dan produktivitas

Bangun perusahaanmu sekarang.
Dapatkan alamat bisnis premium + pendirian PT mulai 4 jutaan hanya di Onespace.
Klik di sini untuk konsultasi gratis

Kamu ada pertanyaan?
Silahkan bertanya!